Friday, February 10, 2006

Electronic commerce (e-Commerce) adalah konsep yang mendeskripsikan proses pembelian, penjualan, atau pertukaran barang dan jasa serta informasi melalui jaringan komputer termasuk Internet. Terdapat beberapa perspektif dari definisi e-Commerce, yaitu:
1. Perspektif komunikasi: e-Commerce adalah deliveri barangm jasam informasi atau pembayaran melelui jaringan computer atau dengan alat elektronik lainnya.
2. Perspektif proses bisnis: e-Commerce adalah aplikasi teknologi dengan otomasi transaksi bisnis dan alur kerja.
3. Perspektif layanan: e-Commerce adalah alat untuk mengantarkan perusahaan, pelanggan, dan manajemen untuk memotong biaya sekaligus meningkatkan kualitas barang dan kecepatan pelayanan.
4. Perspektif online: e-Commerce adalah kemampuan membeli dan menjual produk dan informasi dengan Internet dan jasa online lainnya.
5. Perspektif kolaborasi: e-Commerce adalah rerangka bagi kolaborasi inter dan intra organisasi.
6. Perspektif komunitas: e-Commerce adalah menyediakan tempat bagi anggota komunitas untuk belajar, transaksi dan kolaborasi.
Hal yang perlu diketahui tentang dimensi bisnis yang berkaitan dengan e-Commerce adalah brick-and-mortar (murni berbentuk fisik, baik proses bisnis maupun barang dan jasa), click and mortar (bisnis utama masih berbentuk fisik tetapi telah melakukan e-Commerce), brick-and-click (murni elektronik dan online, baik proses bisnis maupun barang dan jasa).
Salah satu karakteristik e-Commerce adalah mampu menciptakan model bisnis baru. Suatu model bisnis adalah metode bisnis yang dilakukan perusahaan guna menghasilkan pendapatan atau uang. Model ini menjelaskan bagaimana perusahaan diposisikan dalam rantai nilai. Model bisnis tersebut antara lain:
Model broker, misalnya broker lelang, reverse auction, pertukaran.
Model iklan, misalnya portal.
Model infomediary, misalnya model registrasi.
Model Merchant, misalnya toko virtual dan katalog virtual.
Model Manufaktur, misalnya direct marketing.
Model afiliasi, misalnya komisi untuk referensi member online.
Model komunitas, misalnya jaringan ahli dan kontribusi online.
Model subscription, misalnya komisi akses konten.
Model utilitas, misalnya jasa online per byte.
Rerangka e-Commerce dapat dijelaskan seperti gambar 1 berikut ini. Sumberdaya mnusaia adalah penjual, pembeli, perantara, karyawan IT, dan pengguna lainnya. Kebijakan publik adalah unadng-undang dan kebijakan lainnya yang ditentukan pemerintah. Kebijakan publik meliputi standard dan protocol. Pemasaran dan iklan adalah strategi menarik pelanggan baik online maupun offline. Rekan bisnis adalah keterlibatan rekan bisnis dalam proses yang terjadi pada rantai pasokan. Layanan pendukung yang terpenting adalah riset pasar, inovasi dan kreasi konten, pembayaran logistik, dukungan IT dan keamanan.
Dalam menghadapi dunia digital ini , perusahaan dituntut untuk merespon dengan tepat, yaitu dalam hal sistem strategik untuk keunggulan kompetitif, usaha berkelanjutan, rekayasa proses bisnis, dan aliansi bisnis.
Sistem strategik memampukan perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar, kekuatan tawar atas pemasok atau mencegah pesaing memasuki wilayah bisnisnya. Seperti sistem penelusuran FedEx yang dapat mengetahui keberadaan tiap paket yang dikirimkan. Saat ini sistem ini banyak ditiru, maka FedEx menciptakan aktivitas-aktivitas baru seperti virtual order dan FedEx returns management.
Usaha berkelanjutan berkaitan dengan meningkatkan produktivitas, kualitas dan layanan pelanggan. Misalnya program customer relationship management dan total quality management. Untuk perubahan radikal, banyak perusahaan menggunakan rekayasa proses bisnis.
Rekayasa proses bisnis terjadi ketika perusahaan membuat inovasi dalam struktur organisasi dan cara melakukan bisnis. Misalnya dari toko buku biasa menjadi toko buku virtual/online.
Aliansi bisnis sering terjadi karena banyak perusahaan banyak menyadari bahwa aliansi dengan perusahaan lain atau pesaing dapat bermanfaat. Mereka membentuk e-marketplace besar seperti yang dilakukan oleh General Motors, Ford dan industri otomotif lainnya
Aplikasi e-Commerce
Sumberdaya Manusia
Kebijakan Publik
Pemasaran dan Iklan
Layanan Pendukung
Rekan Bisnis
Infrastruktur
Infrastruktur bisnis umum
(keamanan, e-payment, e-catalogs)
Distribusi informasi
(http, e-mail, chat rooms)
Konten multimedia & jaringan publikasi
(html, asp, java, xml)
Infrastruktur jaringan
(LAN, WAN, Intranet)
Infrastruktur antar muka (basisdata, aplikasi rekan bisnis)

Selanjutnya, pertanyaan yang timbul adalah bagaimana membangun sistem e-Commerce? Perbedaan model bisnis dan aplikasi e-Commerce yang digunakan mulai dari toko kecil hingga perusahan global, membutuhkan berbagai macam metodologi pengembangan dan pendekatan. Toko kecil dapat dibangun dengan hanya menggunakan HTML, Java, ASP, PHP atau bahasa pemrograman lainnya. Toko tersebut dapat mengembangkan sendiri atau outsourcing dengan model consultant development atau menyewa dari application service provider. Sedangkan mengembangkan aplikasi skala menengah-atas membutuhkan integrasi dengan sistem informasi yang ada, intranet, ERP, dan aplikasi lainnya.
Pengembangan aplikasi e-Commerce secara umum seperti terlihat pada gambar 2. tujuan pengembagan aplikasi e-Commerce adalah untuk menciptakan aplikasi dan mengimplementasikannya. Proses pengembangannya terdiri dari lima langkah utama yaitu:

Langkah 1. Penciptaan Arsitektur e-Commerce – Pendekatan Analis Sistem
Analisis system pada tahap ini dapat menggunakan tools dan metodologi umum pengembangan IT atau Joint Application Development. Hasilnya diberikan kepada manajemen pada level perencanaan strategik. Langkah ini dapat dilakukan oleh perusahaan itu sendiri atau outsourcing pada konsultan.




Perencanaan Strategik Korporat
Rekan Bisnis
Prioritas-prioritas, Kasus-kasus Bisnis
Perencanaan e-Commerce
Perencanaan Strategi TI
Infrastruktur e-Commerce
Infrastruktur TI
Kumpulan Aplikasi
Arsitektur e-Commerce
Fungsi-fungsi apa yang dibutuhkan?
Bagaimanakah proses yang berjalan – perlu RPB?
Ketersediaan sumberdaya
Kebutuhan integrasi
Hukum dan kebijakan
Kelayakan
ASP
Rekanan
Buat
Beli
Bergabung dengan pihak ketiga
Seleksi vendor
Pengendalian vendor
Program
Komponen
Aplikasi
RAD
Alat
Metode
Aplikasi
Rekan Bisnis
Instalasi
Deploy
Operasi dan Pemeliharaan
Sendiri
Outsource
Rekan Bisnis,
Sistem berjalan
Sendiri
Outsource

Menurut Koonntz (2000) ada enam langkah untuk mengembangkan arsitektur e-Commerce, yaitu:
1. Menentukan tujuan dan visi bisnis
2. Menentukan arsitektur informasi
3. Menentukan arsitektur data
4. Menentukan arsitektur aplikasi
5. Menentukan arsitektur teknis
6. Menentukan arsitektur organisasi
Langkah 2. Menentukan Pilihan Pengembangan
Aplikasi e-Commerce dapat dikembangkan melalui beberapa pendekatan, yaitu:
1. Menggunakan aplikasi service provider
2. Membeli aplikasi dan meng-install-nya
3. Membangun sistem secara mandiri
4. Bergabung dengan e-marketplace pihak ketiga, seperti situs lelang, yang menyediakan aplikasi bagi partisipan
5. Aliansi atau partnership
6. Menggunakan kombinasi dari pendekatan-pendekatan tersebut


Langkah 3. Instalasi
Setelah aplikasi dipilih, maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan dengan jaringan komputer perusahaan, basis data, aplikasi lainnya, rekan bisnis, dan sebagainya. Sekali lagi tahap ini dapat dilakukan sendiri atau outsourcing. Dalam tahap ini, aplikasi diuji coba, di evaluasi dan diverifikasi.
Langkah 4. Implementasi (Deployment)
Setelah aplikasi melewati ujicoba, maka aplikasi siap diimplementasi. Isu penting dalam tahap ini adalah strategi konversi, pelatihan dan kemungkinan penolakan pengguna.
Langkah 5. Operasi dan Pemeliharaan
Operasi dan pemeliharaan berkaitan dengan proses bisnis dan kebijakan perusahaan. Selain itu juga berkaitan dengan perkembangan pesat teknologi informasi.
Semakin luasnya penggunaan jaringan komputer sebagai sarana pendukung e-commerce, maka kebutuhan akan keamanan sistem menjadi krusial. Selama satu decade terkahir telah terjadi lebih dari 50.000 serangan terhadap aplikasi bisnis diseluruh dunia. Serangan tersebut dapat berbentuk virus komputer, pencurian data, carding, dan sebagainya. Pertanyaan yang sering muncul adalah:
Bagaiman pengguna yakin bahwa server Web dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan terlegitimasi?
Bagaimana pengguna mengetahui bahwa halaman Web tidak berisi kode berbahaya?
Bagaimana pengguna tahu bahwa server Web tidak mendistribusikan informasi rahasianya?
Bagaimana perusahaan yakin bahwa pengguna tidak merusak Web servernya?
Isu yang muncul adalah tentang autentikasi, otorisasi, auditing, privasi, integritas, ketersediaan jasa. Oleh karena itu diperlukan manajemen risiko keamanan yang terdiri dari empat tahap, yaitu penilaian, perencanaan, implementasi dan pengawasan.
Dalam tahap penilaian meliputi penentuan tujuan, penentuan asset, minimalisasi ancaman, identifikasi kelemahan, dan analisis risiko secara kuantitatif.
Dalam tahap perencanaan dilakukan aktivitas penentuan kebijakan spesifik, mengembangkan proses auditing, mengembangkan respon dan rencana kontijensi.
Tahap ketiga, dalam implementasi diperlukan pemilihan teknologi untuk melawan kemungkinan ancaman yang ada. Misalnya pemilihan software dan hardware terkini.
Tahap pengawasan merupakan proses yang menentukan kesuksesan sistem keamanan dan penentuan modifikasi atau penggantian sistem yang berjalan
Bagian terakhir dari pembahasan ini adalah berkaitan dengan strategi implementasi e-Commerce. Secara umum strategi pengembangan e-Commerce mirip dengan strategi pengembangan bisnis biasa. Dimulai dari visi dan misi, formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi dengan penekanan pada eksploitasi teknologi informasi, seperti Internet, Web, jaringan komputer, software dan hardware.

2 comments:

Faris said...

yah outsource is used more often now in companies

Anonymous said...

salam kenal kang